DescriptionPengaplikasian limbah batu bara pada produk Legam didasari oleh keprihatinan dari isu masyarakat di Sawahlunto, Sumatera Barat, mengingat kondisi pertambangan batu bara di daerah itu yang merupakan hasil utama dan sumber nafkah masyarakat di kota Sawahlunto pada masa lampau. Kini, seiring berjalannya waktu, disaat batu bara sudah mati dan kemudian Sawahlunto dijuluki kota mati, dengan maksud sudah tidak ada lagi aktivitas penggalian tambang batu baranya, banyak masyarakat kehilangan mata pencaharian sebagai sumber kehidupan.
Mayoritas masyarakat memilih untuk merantau, sebagian kecil memilih untuk tinggal menciptakan karya. Ada yang membuat berbagai kreasi miniatur dari bongkahan batu bara yang ada di kota demi kelangsungan hidup mereka. Mereka sangat terampil, mereka pun bisa mencari peluang dengan potensi yang ada untuk ikut memajukkan industri kreatif di daerah tersebut.
Namun, sayangnya membuat patung dalam bentuk yang besar memakan waktu lama dan menjualnya pun tidak mudah. Maka akhirnya dibuatlah perhiasan mengingat masyarakat Indonesia lebih impulsif untuk membeli perhiasan. Lalu, karena ukurannya yang kecil para pengrajin lebih akan kreatif secara waktu, tenaga dan diuntungkan dalam mengukir batu untuk perhiasan.
Legam memiliki banyak alasan untuk diapresiasi masyarakat sebagai produk aksesoris berkualitas atas kinarya para pengrajin Ibu Pertiwi. Eksplorasi batu bara dengan material alam dikombinasikan bahan lain yang relevan adalah konsistensi kami dalam menghadirkan produk unggulan.