Desain interior Binusian 2016 Juliani, berhasil mendapatkan silver award dari karya nya yang merupakan juga hasil Tugas Akhirnya. semoga hasil dari tugas akhir dapat menjadi satu acuan yang baik dan terus memberikan inovation di dunia desain interior.

http://lampost.co/berita/ayda-hasilkan-desainer-dan-arsitek-baru

AYDA Hasilkan Desainer dan Arsitek Baru

JAKARTA — Ajang Asian Young Designer Award (AYDA) 2016 berhasil melahirkan desainer dan arsitek baru. Sebanyak 600 karya (non-duplicate entries) dari 9 universitas di Indonesia telah mengikuti ajang yang pertama kali diadakan di Indonesia pada 2012 dengan nama NPYDA (Nippon Paint Young Designer Award).
Setelah melalui babak seleksi dan penjurian untuk kategori arsitek, gold award diraih Anisa Yuli Rakhmanita (UGM) dengan karya berjudul Zero Waste Education Park Bali. Kategori silver award diraih Richard Solihin (USU) dengan karya berjudul North Sumatera Cultural Centre. Sedangkan kategori bronze award diraih Kafi Pangestu (Gunadharma) dengan karya Beautiful The New Indonesian Airport, NTT .
Kategori desain interior, untuk gold award diraih Nahja Akbar (ITB) dengan karya berjudul Kartaka Space. Kategori silver award diraih Juliani (Binus) dengan karya berjudul Orchid Gallery. Sedangkan bronze award disabet Letitia Rena Ariadi (Tarumanegara) dengan karya Perancangan Interior Klub) dengan hidup karya Kebugaran Pantai Indak Kapuk (PIK) FIT.
Jon Tan, CEO Nippon Paint Indonesia, mengatakan perubahan nama dari NPYDA menjadi AYDA dilakukan seiring dengan tujuan membawa kompetisi ini ke tingkat lebih tinggi dengan mengundang lebih banyak pihak untuk terlibat, sehingga dapat memberi manfaat yang lebih luas.
Menurut Jon Tan, AYDA merupakan wadah kompetisi yang diwujudkan sebagai bentuk komitmen sekaligus apresiasi Nippon Paint kepada arsitek dan desainer interior muda Indonesia.
Komitmen tersebut dalam bentuk dengan memberikan pendampingan, pembinaan dan pengembangan kreativitas melalui mentoring, serta membuka jaringan profesional agar dapat berkarya dan berinovasi tanpa batas.
“AYDA diselenggarakan tidak hanya untuk memberikan pengalaman berkompetisi saja, namun juga sebagai ajang pembinaan bagi arstitek dan desainer interior muda di Indonesia,” katanya.
Melalui kompetisi ini, para peserta dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai industri sesungguhnya yang akan mereka jelajahi nanti.
Ajang ini tidak hanya sekedar memberikan pengalaman berkompetisi saja, namun juga sebagai wadah untuk mengapresiasi bakat dan karya, serta memberikan pendampingan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berinovasi dalam dunia profesionalisme yang lebih tinggi lagi.
“Melalui AYDA, tahun ini kami ingin mengajak para generasi muda berbakat di Indonesia untuk berani menerima tantangan, menghadirkan konsep inovatif yang siap berkolaborasi, bersaing dan diakui dalam skala nasional maupun internasional, sesuai dengan tema tahun ini Be Bold, Be Free, Be You”, katanya.
Kompetisi ini diselenggarakan dari tahun ke tahun dengan melihat peran industri kreatif yang makin dibutuhkan di tengah meningkatnya pertumbuhan di berbagai sektor industri properti, baik di dalam maupun luar negeri. Masyarakat industri dan konsumen membutuhkan desain bangunan dan ruang yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Kemampuan untuk mengubah desain bangunan biasa menjadi desain fenomenal dengan tetap memperhatikan nilai fungsi dan estetika lingkungan menjadi tantangan tersendiri yang perlu dihadapi di era ini.
Arsitektur memiliki ruang penting dalam menyumbang sebuah konsep bangunan yang inovatif dan berkelanjutan. Begitu juga dengan desain interior yang dituntut untuk melengkapi estetika dari sebuah fungsi ruang melalui desain yang kreatif dan inovatif.
AYDA sendiri diselenggarakan untuk menjembatani peserta dengan industri sesungguhnya, dengan turut menghadirkan para profesional terkemuka di bidang arsitektur dan desain interior dari dalam dan luar negeri, seperti AECOM, Aghnia Fuad, Envirotec, Ethospace, Grace Hartanti, Gunasland, Intiland, Ong & Ong, Real Estate Indonesia, Santa Fe, W Office. Para profesional ini hadir sebagai juri sekaligus pendamping selama kompetisi berlangsung. Pada tahap coaching session, para juri memberikan pelatihan bagi finalis yang lolos ke babak grand finals, mulai dari memberikan masukan mengenai teknik desain dan persiapan materi hingga pengembangan konsep dan teknik presentasi.
“Diperlukan bibit-bibit muda arsitek dan desainer interior yang dapat memberikan sumbangsihnya terhadap perkembangan industri ini di Indonesia. Besar harapan kami, AYDA dapat menjadi panggung ekspresi dan memberikan kesempatan terbaik bagi mahasiswa arsitektur dan desain interior untuk berkembang lebih jauh dan mendapat pengakuan baik di tingkat nasional maupun internasional,” kata Jon Tan.
Peserta yang menang dan meraih gold award pada kompetisi tahap nasional in akan mewakili Indonesia untuk bersaing di ajang kompetisi tingkat regional untuk memperebutkan platinum di Yogyakarta Maret 2017.
Kompetisi ini akan diikuti 15 negara di Asia, seperti Jepang, Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, India, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Sri Lanka, Bangladesh, Pakistan, Vietnam, Papua Nugini, termasuk Indonesia.