14DESAIN- Bisnis Indonesia Weekend Edisi Minggu, 23 April 2017

Dosen Desain Interior Binus University, Dimas Suryono, Ssn, aktif menjadi konsultan praktisi di Kolom 14Desain dari Bisnis Indonesia Weekend. Selengkapnya anda dapat melihat artikel di dalam edisi Minggu, 23 April 2017 ditulis oleh Dika Irawan.Toko perhiasan biasanya identik dengan tampilan interior glamor, berkilauan, dan klasik. Namun, tampilan interior seperti ini sudah begitu lazim dan tidak lagi menjadi kejutan bagi khalayak. Berpijak pada keinginan untuk menyajikan tampilan yang berbeda dan akrab dengan anak muda,

Andi Aulia, pemilik ruang usaha perhiasan di bilangan Blok M Plaza, Jakarta, mengubah ruang usahanya dengan gaya interior ala industrial. Sepintas jika dilihat dari luar, fasad atau tampilan toko layaknya kafe atau tempat potong rambut bergaya urban retro. Hal itu karena fasad toko memanfaatkan material kaca-kaca tembus pandang dengan sentuhan bingkai besi bercat hitam. Penggunaan material besi dan bentuk kotak mendominasi interior toko emas itu. Masih di bagian fa sad, terdapat dua kotak etalase yang dibuat yang sengaja dibuat menjorok keluar, sehingga dijadikan ruang pajang perhiasan yang dijual. Andi mengatakan, interior gaya industrial sangat cocok untuk memberikan suasana baru, dan linier dengan segmentasi pembelinya yang berada dalam rentang usia 20 tahun – 40 tahun. Alasan itu membuatnya merombak bagian dalam toko yang berukuran 208 m2, pada November 2016. “Perlu waktu satu bulan untuk mengubah bagian dalam toko. Yang pasti, kalau toko perhiasan interiornya klasik, dilihat dari luar sudah [membuat] segan [konsumen] masuk,” ujarnya. Hasil perubahan yang paling menonjol dari ruang usaha bergaya industrial ini adalah pilihan motif chevron atau desain yang menyerupai huruf V yang diaplikasikan pada lantai. Lantai yang berwarna kombinasi gelap dan cerah, menggunakan material vinyl.

Desainer Interior Dimas Suryono mengatakan, pemilihan material pelapis lantai vinyl karena lebih mudah proses pemasangannya. Selain itu, vinyl lebih murah dibandingkan dengan pelapis lantai jenis lainnya. Selain fasad depan, lantai merupakan elemen paling penting untuk ruang usaha karena dapat menarik perhatian pengunjung. “Kami sengaja desain seperti itu karena dari pintu masuk, pandangan orang langsung mengarah ke bawah,” tutur pria yang mengawasi langsung perombakan interior toko emas ini. Di dalam ruangan, keberadaan lemari penyimpanan barang berharga bermaterial besi cukup menyita perhatian. Selain ukurannya cukup besar, lemari baru itu didesain dengan tampilan besi tua, dan penuh goresan yang menampakkan tampilan karat. Tampilan kuno ini ditambah dengan pemasangan baut di tepi lemari besi sehingga selaras dengan gaya industrial. Kejutan visual juga didapatkan dari lemari panjangan. Pilihan material kayu high pressure laminate memunculkan kesan kayu unfinished yang rustik.

Kesan industrial semakin tegas di bagian langit-langit toko. Dimas sengaja membuat langit-langit terbuka tanpa ditutup eternit. Dengan demikian, ruas pipa-pipa listrik akan terlihat. Bagian atap dan ruas pipa dicat hitam, dan hanya menyisakan satu ruas dilapis warna merah sebagai aksen. Upaya membuka plafon ini juga berfungsi untuk menyiasati sempitnya ruangan. Biasanya, ruang usaha dilengkapi dengan lampu pijar yang terang benderang. Namun, tidak demikian dengan toko perhiasan yang satu ini. Dimas justru memberikan lampu pijar dan LED berbentuk bulat yang pendar cahayanya tidak terlalu terang. “Lampu utama untuk menerangi ruangan tetap ada, tetapi lampu di sudut ruang lebih redup agar ruangan tampak akrab dan hangat,” tuturnya.

KONSEP INTERIOR Dimas mengatakan, bagi pengusaha yang ingin merancang ulang ruang usahanya, harus mengetahui benar tampilan visual produknya. Dengan demikian, maka ruang pamer dapat disesuaikan dengan tampilan produk yang akan ditawarkan. Khusus untuk toko perhiasan, Dimas mengaku bahwa dua etalase yang dipasang agak menjorok ke depan menjadi elemen penarik pengunjung untuk melihat produk. Bekerja dengan Andi, pemilik toko yang berjiwa muda dan juga berlatar belakang sebagai desainer grafis meringankan pekerjaan Dimas. Dengan kata lain, apa yang diinginkan pemilik toko tidak terlalu sulit untuk diimplementasikan di lapangan. “Porsi dalam mendesain ini seimbang, sebagian gagasan saya, dan sebagian lain gagasan Andi.”

Andi menambahkan, tampil dengan konsep interior kekinian membuat tokonya akrab dan semakin sering didatangi oleh pengunjung dari generasi muda. Mereka tidak lagi ragu untuk datang ke toko perhiasan yang selama ini lekat dengan orang tua. “Pengunjung tidak lagi sungkan melangkahkan kaki ke sini. Setelah 6 bulan dibuka, sesuai harapan para pengunjung dari segmentasi anak muda.”