14DESAIN- Bisnis Indonesia Weekend Edisi Minggu, 16 Juni 2019

Dosen Desain Interior Binus University, Dimas Suryono, Ssn, aktif menjadi konsultan praktisi di Kolom 14Desain dari Bisnis Indonesia Weekend. Selengkapnya anda dapat melihat artikel di dalam edisi Minggu, 16 Juni 2019 ditulis oleh Asteria Desi Kartika Sari (asteria.desi@bisnis.com).

Roster merupakan lubang angin atau kerawangan yang sering digunakan untuk hunian di wilayah tropis. Di balik fungsinya sebagai pendukung sirkulasi udara, pola desainnya pun menarik untuk dimanfaatkan sebagai pemanis hunian.

Partisi bangunan ini memiliki bentuk seperti mata yang memiliki lubang pada bagian tengahnya atau sebuah rongga yang dapat berfungsi efektif untuk menghalau teriknya sinar matahari, sirkulasi udara, dan menciptakan aksen pada hunian.

Variasi bentuk atau pola yang terdapat pada rongga roster tersebut memungkinkan Anda untuk melakukan penyelaraskan pasokan udara, cahaya matahari, dan juga angin sesuai yang dibutuhkan. Selain itu, penempatan roster juga bisa diselaraskan dengan konsep arsitektur bangunan yang diusung.

Pada umumnya, roster terbuat dari campuran material semen, pasir, dan juga kerikil sehingga tercipta batu beton yang memiliki ketahanan dan lebih kuat dibandingkan dengan produk sejenis yang terbuat dari kayu dan tanah liat.

Desainer Interior Dimas Suryono mengatakan bahwa roster memiliki fungsi tambahan apabila digunakan sebagai lapisan dinding atau fasad bangunan khususnya pada ekterior hunian. Bata lubang angin yang dipasang bisa menjadi semacam tabir surya ketika ditempatkan pada fasad rumah. Fungsinya pun tidak hanya menjadi pelindung dan jalur sirkulasi udara.

Menurutnya, permainan rongga dan pola pada batu roster juga dapat menghasilkan visual bayangan yang atraktif. Jadi, ketika didukung pencahayaan, tampilan fasad rumah pun akan tampak ekspresif sesuai dengan karakter polanya. “Konsep arsitektur yang kini kembali dimunculkan itu adalah gaya vintage, model era 1980 atau awal  1990-an yang banyak menggunakan roster. Estetikanya dipakai untuk menyesuaikan gaya pada era itu,” katanya. Pada era itu, katanya, batu atau bata roster biasanya dipasang di atas pintu, atau di atas kusen jendela. Saat ini desain pola roster berkembang dan lebih kontemporer. Misalnya saja, batu roster ditumpuk dengan berbagai macam pola untuk membuat panel dinding. “Yang membedakan cuma style-nya saja. Kalau dulu lebih vintage dan kalau sekarang dibuat lebih kontemporer dari segi eksplorasi pola.”

Dari segi peletakan batu roster, lanjutnya, biasanya bergantung pada konsep yang dibawa arsitek ataupun desainer interior untuk hunian. Namun, seringkali penempatan batu lubang angin memilih spot mana yang membutuhkan sirkulasi udara agar untuk menghindari pengap dan lembap.

ELEMEN HIAS
Seiring dengan perkembangan arsitektur, roster juga dapat difungsikan sebagai elemen hias interior. Berberapa gaya interior rumah dapat disempurnakan dengan penggunakan roster, misalnya untuk mengubah ruangan dengan konsep industrialis dan modern.

Tak hanya itu, roster juga dapat disusun vertikal dan dapat berfungsi sebagai penyekat antara dua ruangan, atau sebagai transisi area ruangan dalam dan ruang luar rumah. “Untuk indoor bisa menggunakan roster yang bermaterial seperti kayu, akrilik, dan kaca,” katanya. Ketika batu roster diletakkan dalam elemen interior, fungsinya lebih untuk estetika ruangan. Pasalnya, biasanya ruangan sudah didukung dengan sistem seperti AC sehingga konsep sirkulasi kurang diterapkan.

Dalam penempatannya, padu padan roster dengan konsep arsitektur maupun desain interior tetap perlu dilakukan. Selain sisi keindahan yang bisa dihasilkan, yang lebih penting adalah kegunaanya sebagai material untuk mendukung sirkulasi udara dalam hunian.