Tugas Akhir Karya Binusian Desain Interior 2019

Leyla Aderina 1901520504

Pusat Deteksi dan Terapi Gangguan Tumbuh Kembang Anak dirancang untuk memfasilitasi anak – anak yang memiliki gangguan tumbuh kembang agar dapat berkembang menjadi lebih baik. Selain itu Pusat Terapi ini di rancang agar sesuai dari segi kapasitas, bangunan dan fasilitas. Mengingat banyaknya keterbatasan yang dimiliki anak dengan gangguan tumbuh kembang, maka dari itu, Perancangan Interior Pusat Terapi ini dirancang dengan memperhatikan keterbatasan- keterbatasan yang ada. Selain itu, setiap ruangan dirancang sesuai dengan fungsi dan suasana yang ingin dicapai.   Pada ruang terapi dan ruang kelas contohnya, ruangan ini didesain dengan memperhatikan keamanan, suasana dan fungsi. Keamanan ini dicapai dengan pemakaian parket pada lantai dan busa pada dinding. Suasana dan fungsi ini dicapai dengan pemakaian konsep laut, agar suasana terasa tenang dengan unsur warna biru.

 

Pusat Deteksi dan Terapi Gangguan Tumbuh Kembang Anak dirancang untuk menjawab permasalahan traumatik pada anak saat berada didalam sebuah fasilitas kesehatan anak. Dengan adanya desain ini diharapkan anak dan orang tua dapat semakin menyadari pentingnya kesehatan sejak dini, didukung dengan banyaknya fasilitas yang dapat menambah wawasan kesehatan mengenai anak.  Dengan demikian, perancangan ini diharapkan dapat menjadi wadah yang dapat memfasilitasi anak – anak dengan gangguan tumbuh kembang agar dapat berkembang menjadi lebih baik dan dapat diterima di dalam masyarakat.

 

Perancangan Pusat Deteksi dan Terapi Gangguan Tumbuh Kembang Anak mempunyai tujuan utama berupa penyembuhan dan pelatihan melalui program-program terapi dan edukasi. Selain penyembuhan, tujuan perancangan ini juga memiliki nilai apresiasi terhadap bakat minat dari anak yang memiliki gangguan tumbuh kembang anak. Memberikan harapan pada anak untuk berani bermimpi, karena dengan keterbatasan yang dimiliki tidak boleh menyerah dan harus terus berjuang dengan bantuan terapi dan dukungan dari orang tua, dokter, serta therapist. Anak cenderung merasa takut dan terkekang ketika mendengar kata “terapi” maupun “dokter” maka dari itu, konsep perancangan harus lah yang dapat membuat anak merasa tenang dan seperti bermain sehingga tidak lah takut. Konsep yang diambil adalah “Jelajah Bumi”. Dengan pengaplikasian desain yaitu alam yang ada dibumi seperti laut, hutan, gunung, dll, yang dapat membuat anak merasa tenang dan seperti bermain di luar ruangan. Skema konsep dari perancangan ini yang menghadirkan fasilitas berupa terapi, edukasi, career development, dan global acceptance yang berupa fasilitas untuk mengapresiasi anak gangguan tumbuh kembang. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan sebuah konsep perancangan yang dapat menyembuhkan anak melalui pendekatan human-centered design.