Tugas Akhir Karya Binusian Desain Interior 2019

Virly Regina 1901473924

Indonesia memiliki begitu banyak warisan budaya, salah satunya adalah tarian adat. Setiap suku memiliki banyak tarian adat yang berbeda-beda. Namun saat ini tarian adat kurang diminati. Masyarakat lebih memilih untuk mengikuti perkembangan budaya luar yang mengakibatkan tarian adat perlahan menghilang karena tidak adanya generasi yang meneruskan pengetahuan mengenai tarian adat. Museum Tari Tradisional Jawa Barat Ini dibuat dengan tujuan memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai tarian tradisional Jawa Barat dengan cara yang mudah dimengerti seperti adanya panel-panel informasi dan penyediaan tablet yang dapat disewa oleh pengunjung untuk mendapat informasi yang lebih jelas.

 

Konsep yang digunakan dalam perancangan Museum Tari Tradisional Jawa Barat ini adalah Rhythm in Crowd yang menghasilkan desain dengan pola berulang. Konsep diambil dari gerakan tarian yang berulang dan hasil pengamatan bahwa tarian ditonton oleh banyak orang sehingga ramai. Sirkulasi yang digunakan adalah sirkulasi gabungan. Pada bagian awal yaitu area tari klasik menggunakan sirkulasi linear dan pada bagian akhir yaitu area tari kreasiĀ  baru menggunakan sirkulasi acak.

 

Dalam merancang sebuah interior museum, pengetahuan mengenai teknis dan sistem juga diperlukan seperti disediakannya counter khusus untuk penyewaan tablet agar lebih efektif dan pengunjung dapat lebih mudah memahami tentang penjelasan mengenai benda koleksi melalui video ketimbang menggunakan screen pada panel informasi serta penyediaan pintu kecil pada lemari pajang untuk memudahkan karyawan melakukan proses maintanance.

 

Berkaitan dengan tata pencahayaan, selain beberapa general lighting juga perlu disediakan lampu pada lemari pajang dan lampu sorot agar pengunjung dapat melihat koleksi lebih jelas namun pemilihan jenis lampu yang digunakannya itu LED agar tidak merusak warna benda koleksi. Serta penempatan media interaktif pada akhir ruang pamer yang bertujuan mengajak pengunjung untuk aktif menggali informasi dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan, terlebih target museum ini adalah usia 15-30 tahun yang lebih menyukai teknologi. Penggunaan media interaktif ini juga dapat menguji sejauh mana pengetahuan yang didapatkan pengunjung selama berada di museum ini.

 

Selain itu, dengan perancangan ini dapat membantu menimbulkan kesadaran masyarakat untuk ikut melestarikan warisan budaya Indonesia dan mengenalkan budaya hingga ke tingkat internasional.