Tugas Akhir Karya Binusian Desain Interior 2019

Nadya Aliya 1901498920

Meningkatnya jumlah peserta didik berkebutuhan khusus dengan beragam keadaan, tidak sebanding dengan jumlah lembaga pendidikan khusus yang dapat melayani peserta didik dengan kekhususan fisik, mental, intelektual, atau sosial.  Pemerintah membuat kebijakan mengenai penyelenggaraan pendidikan inklusif, yaitu sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

 

Keunggulan pendidikan inklusif adalah berbaurnya peserta didik reguler dan anak berkebutuhan khusus dalam satu lingkungan, sehingga terjadi interaksi yang dapat membantu peserta didik mengembangkan sikap toleransi, empati, kerjasama, dan kemandirian. Pendidikan inklusif, khususnya bagi peserta didik penyandang autis, ADHD (attention deficit and hypractive disorder), kesulitan belajar dan slow learner membutuhkan desain dan kelengkapan sarana-prasarana khusus sehingga kegiatan pembelajaran dan tindakan-tindakan khusus yang diperlukan bagi peserta didik dapat dilaksanakan dengan efektif.  Selain itu, rancangan interior yang  tepat  dibutuhkan untuk dapat meningkatkan minat belajar peserta didik, mendorong aktivitas tumbuh dan belajar bersama.

 

Berdasarkan tujuan pendidikan inklusif dan visi tersebut, penulis menerapkan konsep “Blooming in Sync” yang mengandung makna berkembang secara bersama-sama dalam sinkronisasi. Kata “Blooming” terinspirasi dari ilustrasi tunas pada logo SD Nasional Plus Tunas Global serta sifat dari tunas yakni “berbunga” atau “bertumbuh”. Sedangkan “sync” yang berarti sinkron mengandung makna serentak, sejajar, dan selaras (KBBI, 2019). Diharapkan dengan penerapan konsep ini ke dalam rancangan, peserta didik dengan keunikannya masing-masing dapat mengembangkan diri dan bertumbuh secara bersama-sama dalam keselarasan. Perancangan akan terfokus pada memfasilitasi kolaborasi dan kerjasama antar pengguna saat kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat terjadi interaksi, sosialisasi, dan rasa menghargai yang baik antar peserta didik.

 

Perancangan juga akan terfokus pada fleksibilitas agar kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara yang beragam. Selain itu, perancangan akan mengutamakan keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik usia 6-12 tahun reguler serta peserta didik berkebutuhan khusus kategori slow learner, learning disabilities, autisma, dan ADHD.