Perancangan Interior Pada Mode Indonesian Chamber (IFC) Di Semarang Dengan Penerapan Adaptive Reuse
Karya: Clarita Febianti / 2001573064
Pesatnya pertumbuhan industri mode di Indonesia beberapa tahun terakhir ini membawa pemerintah Indonesia ke sebuah visi untuk mengembangkan ekonomi kreatif, di antaranya adalah melalui subsektor mode. Salah satu organisasi mode terbaru di Indonesia, “Indonesian Fashion Chamber” merupakan pelaku mode yang punya cita-cita untuk mencapai target tersebut. Sejak didirikannya Indonesian Fashion Chamber (IFC) di tahun 2015, organisasi ini sudah menaungi para perancang yang tersebar di sebelas kota di Indonesia termasuk Kota Semarang, tetapi belum memiliki sebuah tempat yang permanen untuk melakukan segala kegiatan. Kemudian, banyaknya bangunan heritage bergaya Indis yang ada di Kota Lama Semarang beberapa dalam keadaan kosong atau tidak terawat, dan rusak. Maka, tujuan dari perancangan ini adalah menciptakan interior pusat mode Indonesian Fashion Chamber (IFC) di Semarang dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan, serta menggunakan adaptive reuse untuk menerapkan fungsi baru bagi bangunan heritage yang ditinggalkan sesuai acuan peraturan “Undang-Undang No.11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya Pasal 83”.
Design Statement yang digunakan untuk perancangan ini adalah “Kelindan Laras”. Kata “kelindan” merupakan makna dari benang berpilin dan digambarkan saling berhubungan atau berjalinan, sedangkan kata “laras” memiliki makna keserasian atau kesesuaian antara unsur yang satu dengan yang lain dalam satu kesatuan susunan. Maka dari itu, design statement Kelindan Laras memiliki makna yang ditujukan untuk menampilkan keserasian hubungan antara dua elemen yang kontras; elemen lama dan elemen baru, atau dengan kata lain “juxtaposition”. Elemen lama yang ingin ditampilkan dalam perancangan ini berupa penerapan adaptive reuse dengan menggunakan bangunan heritage di Kota Lama Semarang sebagai bentuk konservasi. Terlihat adanya penggunaan elemen lama yang masih dipertahankan seperti fasad bangunan, material batu bata merah, semen, serta kayu dalam desain perancangan ini. Untuk elemen baru direpresentasikan dengan penggunaan fungsi serta fasilitas baru yang dibutuhkan sebuah pusat mode. Adapula penggunaan konsep warna yang mencerminkan semangat kontemporer anak muda (orange/red, bold, colorful); shades warna dari material asli bangunan (shades coklat dan abu) untuk mempertahankan keserasian dari bangunannya, serta warna karakteristik dari Indonesian Fashion Chamber itu sendiri (oranye dan hitam).
Comments :