Karya: Aprilia Triartini / 2001566935

Konsep untuk perancangan interior permainan anak Indonesia yaitu Cipta Jenaka dalam Bermain. Kata cipta sendiri dapat diartikan sebagai menciptakan atau kreatifitas dalam memanfaatkan alam, dimana permainan anak dulunya diperoleh dengan mengolah bahan alam yang ada di sekitar. Kata jenaka digambarkan sebagai sesuatu yang lucu dan lawak. Sedangkan untuk kata bermain diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas dalam memainkan sesuatu yang mengarah pada sesuatu yang disukai. Implementasi konsep pada aspek dalam interior, yaitu pertama aspek bentuk yang menggunakan bentuk organik dan geometri yang berasal dari transformasi bentuk dari permainan tradisional dan modern. Kedua aspek warna, jika dilihat dari segi penggunanya yang ditujukan pada anak-anak dengan retang usia SD-SMP yang cenderung tertaik dengan warna cerah atau kontras yang bisa membangkitkan suasana ceria, semangat, menenangkan seperti warna kuning, merah muda, biru kehijauaan dan oranye. Selain itu dikombinasikan dengan warna netral untuk menyeimbangkan, seperti warna krem dan abu-abu.

Konsep juga di implementasikan pada layout, yang terispirasi dari bentuk dan cara memainkan permainan tradisional congklak, dimana pada bentuk congklak memiliki lubang anakan yang berjejer di tengah dan lubang induk di bagian kedua ujung congklak. Bentuk tersebut di terapkan pada perancangan layout, yaitu jika dalam bermain  terbagi tiga proses yaitu  mempelajari atau memperhatikan, mencoba, dan memperoleh. Proses mempelajari atau memperhatikan akan di gambarkan sebagai lubang induk pertama (museum area), pada proses mencoba digambarkan sebagai lubang anakan (play area), dimana pengunjung harus mencoba berbagai permainan yang telah disediakan untuk memperoleh poin yang di gambarkan sebagai biji congklak. Pada proses memperoleh digambarkan sebagai lubang induk kedua sebagai area penukaran poin dengan cinderamata berupa permainan tradisional. Dengan adanya cinderamata ini, pengunjung khusunya anak-anak bisa menceritakan pengalaman mereka bermain permainan tradisional tersebut di lingkungan sekitar mereka, sehingga permainan tradisional semakin dikenal.