Karya: Jesisca / 2001564740

Singkawang adalah salah satukota di Kalimantan Barat yang merupakan kota paling toleran di Indonesia sejaktahun 2018 hingga sekarang serta dikenal dengan kota multi etnis yang terdiri dari 3 (tiga) etnis terbesar yakni Tionghoa (Cina),  Melayu dan Dayak. Keberagaman di kota Singkawang bermacam-macam baik dari suku, ras, budaya, bahasa, kebiasaan hingga agama yang menghasilkan sebuah bentuk kebudayaan lokal yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai daya tarik wisata.

Pada perancangan interior pusat kebudayaan Singkawang menerapkan konsep Harmonisasi dalam keberagaman dimana sama seperti tujuan kota Singkawang yaitu mencapai kesejahteraan dan harmonisasi.

Konsep ini diambil dari sifat dan kebiasaan masyarakat Singkawang yang mempunyai sifat seperti tunas bamboo dimana memiliki arti, kuat dalam menjaga toleransi dan emosi mereka satu dengan yang lain dimana dari masa periode dulu hingga sekarang belum pernah terjadinya pertengkaran maupun pertikaian antar suku.

Selain itu, sifat masyarakat Singkawang  juga seperti proses pertumbuhan tunas bambu yang tetap merunduk apabila sudah tinggi, dimana merepresentasikan sifat rendah hati dan saling menghargai satu dengan yang lain. Oleh karena itu, kedua poin inilah yang menjadikan Singkawang menjadi kota paling toleran di Indonesia.

Penerapan konsep pada interior diaplikasikan pada tiap kolom yang merupakan bentuk dari proses pertumbuhan tunas bambu yang melengkung, gate entrance menuju multimedia, galeri dan kafetaria yang terinspirasi dari gerbang China, sofa berbentuk kipas, sirkulasi dan partisi yang melengkung, simplify karpet dari Tidayu, serta warna aksen merah dan kuning sebagai representative dari 3 etnis.

Pada perancangan interior inijuga akan menggabungkan nuansa alam kedalam interior pusat kebudayaan yang menciptakan efek psikologi yang baik bagi pengunjung serta menggunakan salah satu material local Singkawang, yakni Batu Bata Singkawang sehingga menambah nilai local dari kota Singkawang.