Karya: Lailani Fitriana / 2001568915

Tenun banyak digunakan sebagai salah satu inspirasi dalam pengembangan sebuah karya, namun tidak menutup kemungkinan bahwa ada masyarakat yang tidak mengetahui sejarah dibalik proses pembuatan sebuah kain tenun. Kurangnya informasi dan fasilitas pengenalan kain tenun menjadi penyebabnya. Tujuan dari perancangan fasilitas, untuk mengenalkan masyarakat lebih dalam mengenai seni tenun.

Design Statement yang akan diterapkan pada perancangan museum ini adalah ‘Tegak Silang Bumi’ yang terinspirasi dari kain tenun itu sendiri. Kata ‘Tegak’ berasal dari ragam hias pada kain tenun yang berasal dari bentuk-bentuk alam, namun disederhankan menjadi garis-garis lurus dan menghasilkan bentuk geometris. ‘Silang’ terispirasi dari proses pembuatan kain tenun, yang menyilangkan benang lungsi dan benang pakan berkali-kali, yang nantinya akan menghasilkan kontras. Sementara itu, kata ‘Bumi’ diambil dari pewarna kain tenun tradisional yang menggunakan bahan-bahan dari alam, sehingga tidak menghasilkan warna yang mencolok. Warna-warna tersbut akan diterapkan menjadi warna bumi yang tenang.

Citra ruang yang akan ditampilkan pada museum ini secara keseluruhan adalah memberikan kesan tenang dan elegan, yang terinspirasi dari kain tenun yang dipakai untuk upacara adat dan penanda status sosial. Sedangkan, untuk tenang, diambil dari bagaimana penenun dalam proses pembuatan kain tidak terburu-buru.Warna-warna earth tone akan mendominasi pada ruang-ruang yang ada di dalam museum untuk mendukung ambience tenang yang ingin disampaikan. Penggunaan elemen interior yang berdasar garis horizontal dan vertikal pada ruang bertujuan untuk membangun citra ‘tegak silang’ pada museum ini.