Karya: Stella Lupita Doringin / 2001618415

Perancangan Penampungan Tunawisma ini berakar dari ‘manusia’ sebagai subjek perancangan dan landasan dasar konsep, mengingat fungsi dasar penampungan tunawisma sebagai bangunan sosial. Di Jakarta, tunawisma merupakan fenomena yang tidak asing lagi. Saking banyaknya tunawisma di Jakarta, tidak jarang ditemukan kasus perlakuan tidak manusiawi kepada mereka. Dewasa ini, sudah ada beberapa bangunan sosial yang diperuntukkan bagi para tunawisma, namun kebanyakan tempat penampungan ini dirancang semata-mata untuk menampung orang sebanyak-banyaknya, bobrok, kotor dan kasar, membuat para tunawisma ini memilih untuk tinggal ‘diluar’ daripada tinggal dibawah naungan tempat penampungan yang dikelola dengan buruk ini.

Berangkat dari konsep tersebut, perancangan Penampungan Tunawisma ini fokus pada fungsi ruang tinggal sementara yang lebih layak dan memanusiakan para tunawisma, mengayomi, mengedukasi dan memberi kehangatan bagi para penghuninya: mengarahkan mereka untuk memaksimalkan kapasitas dan kemampuan mereka sebagai manusia. Sebagai bangunan sosial, perancangan Penampungan Tunawisma ini juga menekankan perancangan interior yang sederhana, sustainable dan ramah lingkungan—efisien dalam energi dan biaya.

Untuk memenuhi tujuan tersebut, dibuatlah konsep ‘Weave of Human Fiber’ yang merupakan konsep yang terinspirasi dan dibuat untuk ‘manusia’, yaitu para tunawisma sendiri. Konsep ini mengimplementasikan desain yang alami, sustainable, dan ramah bagi para tunawisma dengan penggunaan material yang alami dan tahan lama, warna-warna yang cerah namun tidak eksentrik, serta furnitur daur ulang yang ramah lingkungan. Implementasi desain ini diharapkan dapat memicu kegiatan komunitas dan perkembangan edukasi para tunawisma sehingga dapat membantu mereka mendapatkan kehidupan yang layak sebagai manusia.