Chandra Agata

2001565516

Museum Mandau yang didesain di Jakarta dengan konsep perancangan Pusaka Kalamanthana dimana merupakan konsep menghubungkan senjata Mandau dengan daerah asalnya yaitu Kalimantan.

Perancangan Interior Museum menggunakan studi bentuk yang diambil dari Mandau khususnya motif Kamang yang berarti keberanian dan kekuatan kemudian disederhanakan menjadi bentuk yang lebih mudah diimplementasikan pada interior seperti dinding, partisi, plafon dan lainnya. Bentuk layout interior museum juga mengimplementasikan bentuk Mandau dengan bentuk organik.

Flow museum memiliki cerita yang harus dilewati dari pengenalan suku Dayak kemudian jenis-jenis Mandau, cara pembuatan hingga kolaborasi Mandau dengan topik lain seperti Fashion, Interior, dan Penggunanya. Di dalam Museum Mandau menggunakan warna-warna khas dari suku Dayak yaitu merah, kuning, putih dan hitam. Namun warna-warna tersebut disederhanakan atau di tone down agar memiliki kesinambungan dan agar tidak mencolok satu sama lain. Warna merah diubah menjadi warna kayu kemerahan dan kuning menjadi krom emas sekaligus memberikan kesan dramatis dan mewah didalam interior Museum Mandau.

Material yang dipakai juga menggunakan material dari Indonesia khususnya Kalimantan seperti kayu Meranti. Teknologi dalam Museum untuk menarik pengunjung segala umur seperti OLED TV yang transparan, virtual reality, augmented reality dan project mapping yang berguna dalam memberikan informasi agar lebih menarik untuk pengunjung yang dapat berinteraksi langsung dengan teknologi yang ada.