Samantha Felicia

2101638506

Perancangan interior pusat seni kriya keramik bermula dari seni kriya sebagai hasil budidaya manusia untuk memenuhi kebutuhan benda terus berlanjut hingga kini. Seni kriya sebagai identitas budaya nusantara juga menjadi salah satu dari tiga kontributor terbesar dalam subsektor ekonomi kreatif. Dengan perancangan interior pusat seni kriya keramik ini sebagai sarana yang meningkatkan minat masyarakat terhadap kriya keramik dari aspek nilai serta proses sebuah karya.

Perancangan interior pusat seni kriya keramik didesain untuk memfasilitasi masyarakat dalam menambah pengetahuan dan mengapreasiasi seni kriya keramik sebagai sarana edukasi. Pada perancangan ini juga menjadi sebuah wadah untuk mendukung kreativitas para pengunjung, komunitas maupun pengrajin dalam melakukan aktivitas praktis seni khususnya kriya keramik dengan mengoptimalkan display, pencahayaan dan sirkulasi pada perancangan untuk menunjang kegiatan pengunjung.

Dengan design statement “Gelung Laur Renjana” sebagai konsep dari perancangan ini, dengan kata “gelung” yang berarti lingkar, terinspirasi dari budaya tradisi pembuatan kriya keramik tradisional beberapa daerah salah satunya Sitiwinangun, yaitu putar tatap atau tatap pelandas. Gelung menggambarkan bentuk dari proses pembuatan yang berputar menggunakan roda putar, dengan bentuk lingkaran sebagai awal bentuk badan karya. Kata “laur” menggambarkan karakter maupun sifat dari tanah liat itu sendiri sebagai bahan dominan pada kriya keramik, yaitu memiliki sifat plastis atau lentur. Kata “renjana” menggambarkan karakter craftmanship yang dalam proses kreatif pembuatan karya di dalamnya terdapat passion, entusiasme dalam menghasilkan sebuah karya yang kreatif. Pada konsep ini mengimplimentasikan bentuk, akan menghasilkan transformasi bentuk dari proses pembuatan kriya keramik tradisional dengan konsep “gelung laur renjana” pada elemen interior seperti dinding partisi, furniture dan ceiling.