Nasrani Karolina Sudarmojo

2101712970

Besarnya luas wilayah Indonesia menghasilkan tingkat keberagaman yang tinggi di masyarakat. Keberagaman ini terlihat dalam nilai-nilai kultural dan pola hidup masyaraktnya yang menghasilkan banyaknya kebudayaan khas yang berkembang dalam tiap kelompok masyarakat dengan perbedaan budaya tersebut. Salah satu di antara banyaknya produk hasil kebudayaan khas yang berkembang di masyarakat adalah kebudayaan wayang. Sarana dan fasilitas yang dapat mendukung melalui museum yang akan menjadi pusat kebudayaan dan informasi terkait pewayangan. Museum Wayang ini diharapkan mampu menarik minat masyarakat untuk kembali menghargai dan mengapresiasi kebudayaan wayang serta mampu memfasilitasi kebutuhan masyarakat untuk memperoleh informasi umum dan mendetail terkait pewayangan.

Perancangan interior Museum Wayang ini menerapkan konsep yang telah dipilih melalui analisa mendalam terkait nilai-nilai yang dikandung dalam kebudayaan wayang itu sendiri yaitu Pendar Tuturan. Konsep Pendar Tuturan diambil dari pentingnya peran pencahayaan dalam kegiatan pagelaran wayang baik secara filosofis maupun secara riil. Dimana pemahaman filosofis pendar pencahayaan dalamĀ  pewayangan diartikan sebagai cahaya kehidupan yang diberikan oleh Ilahi. Sementara pengertian riilnya adalah pemanfaat pencahayaan dari lampu blencong yang menerangi dalang dan menampilkan bayangan wayang dalam tiap pagelarannya.
Selanjutnya pemahaman kata Tuturan diambil dari cerita dan lakon wayang yang dituturkan oleh dalang. Pemilihan konsep ini akan diaplikasikan pada perancangan Museum wayang dari penataan layout, hingga pemilihan material finishing dan pencahayaan. Hal ini bertujuan agar selain mendapatkan pengalaman melalui fasilitas teknologi yang disediakan, pengunjung juga akan mendapatkan pengalaman konseptual dari penataan interior yang dirancang sesuai dengan kebudayaan wayang itu sendiri.