PERANCANGAN INTERIOR PUSAT KEBUDAYAAN TIONGHOA DI JAKARTA
ANASTASIA VANESSA
|
Dalam percancangannya, terdapat beberapa hal yang diperhatikan dalam mendesain pusat kebudayaan etnis Tionghoa ini, antara lain kebutuhan edukasi serta hiburan yang mewadahi kebutuhan pengguna, tata pajang yang interaktif serta sirkulasi sesuai kebutuhan, danpenerapan filosofi kepercayaan etnis Tionghoa di dalam interior untuk mencerminkan identitas kebudayaan Tionghoa. Kebutuhan yang harus dimiliki oleh sebuah pusat kebudayaansangatlah beragam. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, dibuat berbagai fasilitas di dalam pusta kebudayaan etnis Tionghoa ini, yaknimencakup pameran, ruang kursus bahasa, ruang kursuskaligrafi, ruang kursus seni tari, ruang kursus seni musik, ruang kursus seni lukis, ruang kursus kerjainan, perpustakaan, ruang serbaguna disertaibackstage, ruang meeting disertai ruang tunggu, ditambah dengan studio foto yang bisa digunakan oleh pengunjung pusat kebudayaan. Filosofi dari kepercayaan etnis Tionghoa diaplikasikan pada interior dalam bentuk hiasan dan bentuk dinding, sedangkan tata pajang interaktif diterapkan dalam bentuk dinding balok kayu putar yang mengandung informasi dari budaya Tionghoa.
Dengan menerapkan desain konsep “Selaras Garit Megah”, perancnagan pusat kebudayaan dibuat guna mengundang semakin banyak masyarakat untuk mempelajari budaya etnis Tionghoa dengan memberikan sarana informasi yang interaktif tanpa mengharuskan adanyateknologi, namun tetap memenuhi kebutuhan penggunanya