CLARISSA CHILWIN
2201706204

Masalah yang pertama yaitu mengenai kebutuhan fasilitas yang dibutuhkan pada perancangan. Hal ini sudah terjawab berdasarkan analisa-analisa yang telah dilakukan sehingga dapat dirancanglah museum kuliner ini sebagai sarana edukasi dan rekreasi. Untuk mendukung tujuan dari perancangan, museum kuliner ini memiliki fasilitas yang menyesuaikan dengan kebutuhan museum sebagai fasilitas untuk mengajarkan dan mengembangkan kuliner tradisional nusantara.
Masalah yang kedua yaitu mengenai penghawaan, sikrulasi, dan pencahayaan pada perancangan. Perancangan museum tentunya sangat mengutamakan sirkulasi yang baik. Hal ini dikarenakan pengunjung diharapkan untuk dapat melihat seluruh koleksi dan seluruh area yang terdapat pada museum untuk memaksimalkan pengalaman yang ditawarkan. Penggunaan sirkulasi pada perancangan museum ini merupakan hasil analisa dengan menggunakan diagram kedekatan antar ruang dan diagram hubungan antar ruang. Dari diagram tersebut disimpulkan bahwa perancangan museum kuliner memerlukan sirkulasi berjenis linear chainingdengan sirkulasi ruang radial. Penggunaan sirkulasi ini membuat ruang pamer dapat terjelajahi dengan baik dan penuh. Kemudian sirkulasi ruang yang sudah dianalisa dengan menggunakan diagram kedekatan dan sirkulasi
Masalah ketiga yaitu mengenai perancanganmuseum kuliner dengan pendekatan tradisi makan orang Indonesia.Tradisi makan orang Indonesia dimasukkan dalam konsep perancangan. Pernyataan desain dari perancangan museum ini adalah Padu Tumbuk Selaras. Padu Tumbuk Selaras diambil dengan inspirasi dari ciri khas kuliner nusantara dan tradisi makan orang Indonesia. Kata padu diambil dari kata bersatu padu yang merupakan sinonim dari kata kesatuan. Kesatuan diambil dari karakteristik negara Indonesia dan filosofi dari tradisi makan orang Indonesia berupa tradisi makan pakai tangan dan tradisi makan bersama. Kata tumbuk terinspirasi dari ciri khas kuliner nusantara dimana kebanyakan rempah yang digunakan akan ditumbuk menjadi satu padanan bumbu untuk dimasukkan dalam masakan. Sedangkan kata selaras diambil dari filosofi tradisi makan bersama yang menunjukkan kesetaraan. Citra ruang yang diterapkan pada interior perancangan adalah kesan yang hangat dengan menggunakan material dengan warna-warna terang dan bertekstur kayu