Kontributor Foto dan Teks: Tim Lab Desain Interior

Merancang area publik, khususnya retail bagi seorang desainer memiliki tantangan tersendiri. Selain mengakomodir kebutuhan pengguna yang beragam, area publik juga perlu menyajikan impresi yang sesuai dengan tujuan pemilik retail. Citra yang ditampilkan juga perlu mengedepankan visi misi serta semangat dari brand tertentu, sehingga mencerminkan tujuan sekaligus memberikan kedekatan dengan konsumennya.

Tantangan itulah yang menjadi bagian dari proses pembelajaran mahasiswa Binusian 2025 yang mengikuti kelas Desain Interior 2 pada semester ganjil 2022/2023. Perkuliahan studio ini fokus membahas perancangan untuk pertokoan atau retail design. Di dalam kelas mahasiswa diberikan arahan untuk memilih salah satu sektor retail pilihan untuk kemudian diulas secara mendalam. Diawali dengan survei pengguna dan area eksisting, memahami peraturan renovasi untuk gedung dan pusat perbelanjaan, mempelajari kebutuhan pemilik retail, konsumen, dan memahami karakter dari brand yang diangkat, hingga menyajikan konsep-konsep desain yang unik serta memenuhi fungsi tertentu. Proses riset desain retail tersebut menghasilkan ragam konsep yang disajikan mahasiswa, di antaranya menyuguhkan perancangan toko roti, toko pakaian, hingga retail dengan konsep penyajian berbagai permainan boaardgame.

Beberapa di antaranya mengangkat dunia fantasi seperti karya Clementhya Vania, “The Eden of Fairies” yang diusung untuk sebuah bakery and café. Dalam Bahasa Perancis, konsep, “The Eden of Fairies” berarti rumah peri. Konsep ini mewakili etos kerja karyawan yang bersuka cita dalam menghadirkan suguhan terbaik pada para konsumennya. Perancangan menerapkan suasana ruang yang didominasi bentuk Bunga Tatebuya dan kehadiran chandelier yang berperan memberikan efek bayangan dedaunan selayaknya hutan peri. Ada pula konsep “Urban Metropolitan” yang ditawarkan Fabian Shabir untuk studi kasus brand pakaian yang terinspirasi gambaran gedung-gedung serta jalanan di kawasan perkotaan. Lain halnya dengan yang disuguhkan oleh Fraya Talita Rolin. Ia mengeksplorasi sebuah brand kosmetik asal Indonesia yang mengusung modernitas masa depan dalam “Rollover Reaction”.  Di dalam perancangan lain, Priscilla Valencia yang mencoba berkreasi dengan warisan Indonesia pada sebuah coffee shop. Ia menantang diri untuk meramu konsep “Purwa Pusaka” yang memainkan tone warna gelap sekaligus mengekspose material-material khas Indonesia. Terakhir, Ruth Siregar dalam karyanya “Luxury in Cheerful” bermain- main dengan gaya Memphis serta paduan warna primer yang menyajikan area pelayanan mandiri bagi konsumen. Eksplorasi ini juga diterjemahkan pada area-area display sekaligus area bermain untuk mencoba berbagai permainan boardgame yang dijual di toko tersebut. Berikut adalah karya-karya terpilih dari para Binusian 2025 dalam mata kuliah Desain Interior 2: Retail. Selamat menikmati!

 

 “The Eden of Fairies” karya Clementhya Vania

 

 

Rollover Reaction” karya Fraya Talita Rolin

 

 

 

 

Luxury in Cheerful” karya Ruth Natalia Siregar

 

 


Urban Metropolitan” karya Fabian Shabir

 

 

 

“Purwa Pusaka” karya Priscilla Valencia