JOHAN PURNAMA SHIDDARTA – 2401962573

Jakarta merupakan sebuah kota multikultur yang mencerminkan perbedaan suku, agama, dan landasan sosial, sehingga menciptakan lingkungan yang kaya akan potensi kolaborasi. Kolaborasi masyarakat dalam budaya dan perilaku sehari-hari mempercepat kemajuan kota, namun kesenian Betawi sebagai identitas kota mulai tertutupi oleh akulturasi. Kesenian Betawi harus dilindungi dan dikembangkan, namun fasilitas yang ada saat ini tidak cukup. Oleh karena itu, penting untuk merencanakan sebuah creative hub yang mendukung peningkatan kesenian Betawi secara efektif.

Creative hub ini dirancang untuk menciptakan ruang kumpul kreatif, dengan mempertimbangkan komponen interior yang mempengaruhi ergonomi, kenyamanan dan efisiensi tamu, seperti ventilasi, pencahayaan, sirkulasi ruang gerak, dan penggunaan material. Konsep yang diambil dalam perancangan ini adalahLiukan Rumpaka”. Konsep tersebut merujuk sebuah lengkungan yang menceritakan penyebaran kreativitas dinamis. Kedinamisan penyebaran ini dapat dilihat dari alat musik trompet (Tuba) pada Tanjidor yang memiliki bentuk lengkung melebar dan bentuk megah pada ujung trompet (Tuba). Konsep ini  memberikan pandangan yang keberlanjutan terhadap identitas kesenian Betawi di tengah kondisi multikultur kota Jakarta. Perancangan ini perlu mencerminkan kebudayaan dan kesenian Betawi sehingga memerlukan ruangan yang cerah, mewah, dan megah.

Perancangan creative hub kesenian Betawi diharapkan dapat memberikan suasana hidup dan bermanfaat yang memberikan kesan harmonis dalam sebuah kolaborasi budaya, sosial, dan lainnya di dalam interaksi lingkungan masyarakat dalam mendukung pelestarian dan peningkatan kesenian Betawi sebagai identitas kota Jakarta.