Pameran “KONGSI Akulturasi Tionghoa di Nusantara” di Museum Nasional. Jakarta menampilkan koleksi dan narasi sejarah yang menggambarkan perjalanan panjang interaksi budaya ini. Dibuka untuk publik mulai 11 Februari 2025, pameran ini mengajak Anda menjelajahi bagaimana keberagaman telah menjadi kekuatan Indonesia sejak dahulu. Jangan lewatkan kesempatan untuk merayakan keberagaman dan menyelami kisah akulturasi yang membentuk jati diri bangsa.

Foyers’ Area

Main Area di Pameran Kongsi

Membahas  kebudayaan  suatu negara dengan menanalisa pengaruh pengaruh sekitar adalah  suatu hal yang sangat seru dan menarik.  Seperti  kebudayaan yang ada di Nusantara saat ini. Adanya berbagai suku, etnis  dengan ciri khas dan memberikan warna pada  kebudayaan  Nusantara  adalah salah satu hal yang patut dibanggakan. Karena posisi Nusantara yang strategis untuk hubungan perdagangan serta diplomasi  internasional, Kepulauan Nusantara  terletak di jalur persilangan Budaya Budaya asing termasuk dari dataran Cina. Pengaruh itu berakulturasi, berasimilasi , bercampur dengan budaya lokal Nusantara, menjadi hal-hal yang selama ini kita kenal secara umum. Akulturasi tersebut menyebar ke artefak artefak peradaban Nusantara , mulai dari arsitektur bangunan,  makanan dan kuliner , hingga serapan ke Bahasa Indonesia. Masyarakat Nusantara yang  majemuk adalah warisan sejarah yang telah ada sebelum masa kemerdekaan dengan nama Republik Indonesia. Ini menandakan bahwa kebudayaan-kebudayaan di Nusantara mengalami akulturasi dan berasimilasi dalam jagka waktu atau era yang cukup panjang.  Salah satu daerah yang memiliki keragaman etnik dan tumbuh dalam suasana saling mengakomodasi kebudayaan lain adalah Lasem, khususnya di Desa Karangturi. Desa Karangturi, Lasem adalah contoh refleksi akulturasi budaya Tionghoa di Indonesia yang selaras.

Lantas, bagaimana dengan akulturasi budaya Tionghoa  dengan Budaya Nusantara yang  lainnya?

Akulturasi Budaya Tionghoa  di Indonesia

Budaya Cina- Nusantara  merujuk kepada jenis kebudayaan peranakan Tionghoa yang berakulturasi dan/atau berasimilasi dengan kebudayaan di Nusantara , serta budaya Tionghoa yang berkembang di Indonesia. Berikut contoh akulturasi budaya yang terjadi.

Bahasa dan Sastra

Dalam bidang bahasa dan sastra ada banyak akulturasi kata serapan. Bahkan sudah ada sampel sastra dengan koleksi enam volume yang berjudul “Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia” (Sastra Melayu Tionghoa dan Bangsa Indonesia).

Arsitektur dan Bangunan

Contoh akulturasi dalam hal bangunan dan arsitektur adalah seperti yang ditemui di Lasem. Pecinan dengan segala atributnya (arsitektur tempat tinggal, kelenteng) mewarnai wajah Desa Karangturi, Kecamatan Lasem. Banyaknya arsitektur dan tradisi China yang tampak di Lasem mendapat julukan “Tiongkok Kecil”.

Lasem memiliki banyak bangunan peribadatan berupa kelenteng, masjid, dan vihara dengan langgam dan ragam hias pengaruh Cina. Menghasilkan arstektur yang khas Lokal Nusantara.

Lawang Ombo, Lasem (https://lasemheritage.org/arsitektur/cina)

Seni Pertunjukan

Pernah menyaksikan wayang Potehi? Wayang Potehi adalah contoh akulturasi budaya Tionghoa Selatan menjadi salah satu kesenian tradisional di Indonesia. Wayang Potehi berasal dari kata ‘pou’ 布 (kain), ‘te’ 袋 (kantong), dan ‘hi’ 戯 (wayang). Wayang Potehi adalah wayang boneka yang terbuat dari kain. Sang dalang akan memasukkan tangannya ke dalam kain tersebut dan memainkannya layaknya wayang jenis lain.

Wayang Potehi pada pameran Kongsi

Busana

Contoh akulturasi dalam bidang busana adalah batik yang mengalami proses akulturasi dengan budaya lain. Salah satunya adalah budaya bangsa Tiongkok. Batik Lasem-China menjadi bukti nyata pembauran budaya Jawa dan Tionghoa di Rembang, khususnya Lasem, Jawa Tengah. Selain itu, baju koko juga termasuk bentuk akulturasi budaya Cina di Nusantara.  Pasalnya baju koko merupakan baju model China yang kerahnya bulat tertutup dan bermodel seperti piyama, biasanya digunakan oleh Muslim Tionghoa.

Area Busana dan Wastra, Batik Peranakan dan Kebaya

Tokwi, Taplak Sembahyang dengan gaya Batik Lasem,

Budaya Kuliner

Salah satu hidangan paling terkenal di Indonesia yang dipengaruhi Tiongkok adalah soto dan bakso. Bahkan nama bakso berasal dari kata bak-so (酥, pe̍h-ōe-jī: bah-so.)

 

Referensi.

https://lister.co.id/blog/mengenal-budaya-cina-di-indonesia/

https://www.museumnasional.or.id/5311/

https://lasemheritage.org/arsitektur/cina