INTO THE WOODS: EXPLORING OUR IMAGINATION
Teks: Jennifer Xaviera Gunawan | Foto: Samuel Sariputra Satar, Aurelia Putri Khoiri, Siti Chadijah, dan Jennifer Xaviera Gunawan
Jakarta, 22 Mei 2025 – “Into the Woods: Exploring Our Imagination” bukan sekadar judul pameran melainkan ajakan untuk menyelami hutan imajinasi para desainer muda, di mana ide-ide tumbuh bebas dan menjelma menjadi karya yang fungsional, estetis, dan penuh makna. Suasana penuh semangat dan kreativitas terasa sejak pagi hari di kampus BINUS Anggrek, saat pameran karya berjudul “Into the Woods: Exploring Our Imagination” resmi dibuka. Acara ini merupakan puncak dari proyek pembuatan stool oleh mahasiswa Interior Design angkatan B28, menampilkan eksplorasi bentuk, fungsi, dan imajinasi dalam desain.
Gambar 1.1. Suasana saat detik-detik peresmian pembukaan pameran
Pameran dibuka dengan hangat oleh MC, Naura Amir, diikuti oleh kata sambutan dari Ibu Anak Agung Ayu Wulandari, S.Sn, MA, selaku Ketua Jurusan Desain Interior BINUS. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi tinggi atas dedikasi dan semangat berkarya dari para mahasiswa, “Pameran ini menunjukkan bahwa desain bukan hanya soal estetika, tetapi juga tentang keberanian untuk berimajinasi dan mengekspresikan diri,” ungkapnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Rachel Isabel, selaku ketua panitia pameran, yang membagikan proses kreatif dan tantangan selama persiapan acara. “Kami berharap, pengunjung tidak hanya melihat bentuk, tetapi juga merasakan cerita dan ide yang kami tuangkan ke dalam setiap stool yang dipamerkan,” ucap Rachel dengan penuh antusias.
Gambar 1.2. Pembukaan oleh MC, Ibu Anak Agung Ayu Wulandari, S.Sn, MA dan Rachel Isabel
Momen yang paling ditunggu pun tiba yaitu pemotongan pita sebagai simbol peresmian pembukaan pameran. Tepuk tangan meriah mengiringi pembukaan ruang pamer, di mana deretan karya-karya unik dan inovatif mahasiswa B28 mulai dapat dinikmati oleh para pengunjung.
Pameran ini menghadirkan beragam desain stool yang terinspirasi dari minat, hobi, dan hal-hal favorit dalam keseharian para mahasiswa. Setiap karya mencerminkan karakter personal dan keunikan identitas masing-masing desainer. Para mahasiswa diberi kebebasan penuh untuk menggali inspirasi yang dekat dengan diri mereka, lalu menerjemahkannya ke dalam desain stool yang tidak hanya kreatif dan bermakna, tetapi juga memiliki nilai fungsi nyata.
Gambar 1.3. Proses pemotongan pita sebagai tanda peresmian pembukaan pameran
Seluruh karya yang dipamerkan menggunakan material utama sebesar minimal 80% berupa material kayu, yang menjadi tantangan tersendiri dalam proses perancangan. Hal ini mendorong mahasiswa untuk berpikir lebih dalam mengenai pengolahan material secara maksimal mulai dari tahap perumusan konsep, eksplorasi bentuk, hingga aspek teknis seperti kekuatan struktur dan keindahan sambungan antar elemen kayu. Ketelitian dalam perencanaan sambungan joint menjadi sorotan penting, karena harus memenuhi syarat kekuatan, ketepatan, dan nilai estetika dalam satu kesatuan desain.
Setelah sesi dokumentasi bersama dosen, panitia, dan pengunjung, suasana semakin meriah dengan penampilan spesial dance performance dari tim panitia pameran. Pertunjukan ini berhasil menambah energi positif dalam ruangan, memadukan seni gerak dengan semangat kolaboratif khas anak desain.
Gambar 1.4. Dokumentasi Panitia, Mahasiswa, dan Dosen
Selama pameran berlangsung, terlihat antusiasme tinggi dari para mahasiswa dan pengunjung. Mereka dengan seksama mengamati setiap detail karya yang ditampilkan – dari ide, narasi desain, hingga eksekusi teknis yang memperlihatkan kualitas serta kedalaman proses berpikir para desainer muda. Menariknya, pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari jurusan Desain Interior saja, tetapi juga dari berbagai jurusan lain di BINUS University. Hal ini menunjukkan bahwa karya-karya yang dipamerkan mampu menarik perhatian lintas disiplin, serta menjadi inspirasi visual dan kreatif bagi seluruh civitas akademika.
Kejadian ini menegaskan bahwa desain yang berkualitas mampu melampaui batas-batas disiplin ilmu dan menjadi bahasa universal yang dapat diapresiasi oleh berbagai kalangan. Partisipasi mahasiswa dari berbagai jurusan membuka kesempatan untuk terjadinya dialog lintas disiplin, memperluas wawasan, serta mendorong kolaborasi kreatif di masa mendatang. Selain itu, keragaman pengunjung yang hadir memberikan semangat positif dan penghargaan yang lebih luas terhadap proses kreatif serta hasil karya mahasiswa Interior Design B28, sehingga pameran ini tidak hanya menjadi wadah untuk memamerkan karya, tetapi juga berfungsi sebagai media edukasi dan sumber inspirasi bagi seluruh komunitas kampus.
Gambar 1.5. Suasana peresemian pembukaan pameran
Sebagai penutup, pengunjung diajak untuk melakukan voting dengan memindai QR code yang tersedia, guna memilih stool favorit versi mereka. Voting ini menjadi bentuk apresiasi langsung terhadap karya yang paling berkesan di mata audiens.
Melalui Into the Woods: Exploring Our Imagination, para mahasiswa Interior Design B28 menunjukkan bahwa imajinasi yang digabungkan dengan kepekaan desain dan pemahaman material dapat menghasilkan karya yang bukan hanya indah dipandang, tapi juga sarat makna. Sebuah bukti bahwa desain adalah ekspresi personal yang bisa menginspirasi banyak orang.
Gambar 1.6. Suasana pameran stool B28 Interior Design









Comments :