Sejarah dan Latar Belakang

Kampung Heritage Kayutangan (atau Kajoetangan) di Kelurahan Kauman, Kota Malang adalah kawasan pemukiman tua yang kini menjadi destinasi wisata heritage. Koridor Kayutangan sudah dikenal sebagai pusat perdagangan elite sejak masa kolonial Belanda. Di awal pertumbuhannya kampung ini dikenal dengan nama Kampung Talun sejak abad ke-13.

Setelah era Jepang dan berkembangnya pusat perbelanjaan modern seperti mal-mal di akhir tahun 1980-an, kawasan ini terkena imbas sepi aktivitas. Merespon kondisi tersebut para pelaku pariwisata, komunitas dan warga lokal menginisiasi pengembangan wisata heritage sejak pertengahan 2018. Kawasan tersebut di branding ulang dengan memadukan unsur budaya, sejarah, dan ekonomi kreatif sebagai daya tarik wisata. Kampung Kayutangan diresmikan sebagai Kampung Wisata Heritage Kajoetangan pada ulang tahun Kota Malang di bulan April 2018.

Karakteristik Arsitektur dan Bangunan Bersejarah

Memulai perjalanan pagi di Kampung Heritage Kayutangan di Gang IV dari Jalan Basuki Rahmat terlihat jalan kecil atau gang yang bersih dan rapi, jauh dari kesan kumuh. Gang hanya dapat di lalui oleh pejalan kaki dan sepeda motor saja. Dimensi lebar gang tersebut sangat jelas tidak mengijinkan kendaraan roda empat memiliki akses masuk. Sepanjang gang yang menjadi salah satu koridor masuk ke Kampung Heritage tersebut sudah diberi perkerasan material dengan pola desain yang menambah estetika koridor tersebut.

Penanda Peta Kampung Heritage Kayutangan di pintu masuk Gang IV

Kedai-kedai dengan wajah sederhana menjadi penyambut “lokal”.

Di awal perjalanan Gang IV kedai-kedai dengan wajah sederhana menjadi penyambut lokal yang disuguhkan dengan menampilkan nama-nama unik. Sebut saja Mak Ipah, Nak Lanang, Kedai Unik, Mak Sri menjadi sebuah dialog sederhana dalam memberikan ruang penerima yang kental dengan bumbu lokal ala “warung”

Deretan warung warga lokal yang menjadikannya “ruang dialog” sebagai area penerima masuknya pengunjung kawasan.

Ekspresi kesederhanaan pada koridor ini terasa hanya dengan melihat skala ruang warung, komposisi warna, penggunaan material. Warung-warung yang menyajikan makanan ringan dan minuman seperti martabak, seblak, gorengan, kue basah, kopi, teh, bahkan melayani pembelian pulsa, pembayaran layanan air dan listrik dengan pembayaran secara digital menunjukkan bahwa Kampung pun beradaptasi dengan era teknologi. Menarik untuk di kaji bahwa masyarakat setempat tetap memegang peran sentral dalam menjaga dan menghidupkan kembali kawasan Kayutangan. Tokoh-tokoh lokal, pemuda, dan tokoh perempuan yang sempat berinteraksi menceritakan bagaimana warga lokal yang telah turun temurun menghuni Kampung Kayutangan berusaha menjaga ruang demi ruang kampung yang kaya akan sejarah, budaya serta bangunan-bangunan arsitekturnya. Sebagian besar rumah tua mempertahankan desain aslinya, mulai dari atap perisai kolonial hingga atap limasan dan sudut jengki tahun 1960-an. Sebanyak 23 bangunan rumah tua di Kayutangan kini difungsikan sebagai spot heritage.

Ruang-ruang yang tercipta antara bangunan-bangunan yang menyimpan nilai historis dengan lingkungan di sekitarnya dapat menjadi sebuah ruang dialog pada masyarakat setempat maupun pengunjung kawasan. Menyambungkan masa lalu dengan masa kini.

Setiap langkah dalam perjalanan di Kampung Heritage Kayutangan menorehkan banyak pertanyaan tentang masa lampau. Kehidupan sosial masyarakatnya yang multikultur dan heterogen tampil harmonis. Etnis Tionghoa, kaum elite Belanda dan Eropa, masyarakat pribumi serta pendatang Arab hidup bersama dalam kawasan ini. Di tengah pesatnya arus modernisasi ternyata masih ada kawasan kampung di Indonesia yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah dan kebudayaan bangsa Indonesia. Bukan hanya sekedar lingkungan pemukiman lama, melainkan ruang hidup yang memadukan nilai historis, arsitektur lokal yang bijak terhadap lingkungan, dan identitas lokal yang masih lestari.

Kampung Heritage Kayutangan adalah bukti dimana dialog ruang terjadi antara jalan-jalan kecil berliku yang menarik kembali ingatan kolektif, bangunan-bangunan yang memiliki nilai historis dan kaya akan story telling pada tiap sudutnya, masyarakat setempat yang mampu bertahan dengan dunia yang terus berubah untuk tetap menjaga nilai-nilai sosial budaya yang terus di wariskan turun temurun. Ruang hidup Kampung Heritage Kayutangan menawarkan pelajaran penting, bahwa identitas dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan.