The Oculus, Salah Satu Landmark Baru di Kota New York
Teks dan gambar: Christianto Roesli
Gambar1. Landmark Baru Kota New York, The Oculus (Sumber: Christianto R, 2019)
Setelah serangan teror pada 11 September 2001, area World Trade Center (WTC) hancur secara masif. Runtuhnya kedua menara disertai dengan api di sekitar bangunan menyebabkan bangunan-bangunan WTC lainnya menjadi runtuh sebagian atau seluruhnya. Sepuluh struktur bangunan besar di sekitar area-area terdampak akibat malapetaka tersebut. Proses pembersihan puing-puing dan pemulihan di tapak World Trade Center membutuhkan waktu delapan bulan. Selagi proses tersebut, sisa beberapa bangunan lainnya dirobohkan. Pada 30 Mei 2002, potongan besi WTC terakhir dihilangkan secara seremonial. Sebuah kompleks World Trade Center yang baru kemudian dibangun bersama dengan enam gedung pencakar langit baru dan beberapa bangunan lainnya, menjulang sebuah komplek bangunan memorial dan museum bagi korban dalam serangan tersebut. Salah satunya adalah The Oculus, bangunan yang berfungsi sebagai hub transit cepat yang baru beserta taman yang secara resmi telah dibuka untuk umum. Konsep bangunan The Oculus, melambangkan kedamaian dan harapan setelah peristiwa 11 September 2001, memiliki bentuk yang menyerupai merpati yang dilepaskan oleh tangan. Desain uniknya yang menampilkan kerangka baja putih yang menjulang tinggi seperti sayap, menjadikannya salah satu landmark arsitektur modern baru di New York City dalam satu decade terakhir.
“Oculus“: Berasal dari kata Latin yang berarti “mata”, merujuk pada skylight di sepanjang atap yang mengizinkan cahaya masuk dan mengarah ke langit. The Oculus berfungsi sebagai pusat transportasi publik yang menghubungkan jalur kereta PATH ke New Jersey dengan 12 jalur kereta bawah tanah NYC Transit serta menjadi sebuah pusat perbelanjaan dan ruang publik yang luas.
Gambar 2. Simbolisasi Merpati (sumber: Chrsitianto R, 2019)
Bangunan ini menjadi pengantar transisi dari skala gigantis bangunan skyscrapers disekitarnya ke skala lingkungan yang lebih akrab dengan manusia. The Oculus ini sangat berhasil tidak saja karena olahan bentuknya yg berbeda, tapi unsur ruang publik dibawahnya yang lebih luas daripada masa bangunan yang terlihat dari luar , tapi menjadi hangat karena skylight di sepanjang punggung sayapnya.
Gambar 3. Interior dengan skylight (sumber: Christianto R, 2019)
Sejak awal merancang, sang arsitek Santiago Calatrava, sudah memikirkan unsur Cahaya akan memegang peran utama yang memberi ruh pada fasilitas publik ini. The Oculus memberi pengukuhan untuk New York sebagai kota yang sangat peduli akan peran bangunan publik bagi warganya, mulai dari stasiun Grand Central Terminal, Brooklyn Bridge, Public Library, Liberty, dll. Bangunan- bangunan ini juga didominasi oleh karya arsitektur bergaya Art Deco.
Gambar 4. Skylight dirancang menyerupai bentuk mata (sumber: Christianto R, 2019)
Gambar 5. Koridor di depan area pertokoan dengan detail struktur seperti tulang (sumber: Christianto R, 2019)





Comments :