Cylia Larenggam – 2440014862

Terinspirasi dari perjuangan masyarakat Afrika-Amerika untuk bebas dari perbudakan di Amerika Serikat pada tahun 1700, musik gospel berkembang menjadi sebuah himne spiritual untuk mendorong perjalanan kemenangan mereka menuju kehidupan yang lebih baik. Berbeda dengan genre musik lainnya, musik gospel telah mencapai puncak perkembangannya saat ini, dan sejarahnya telah membawa banyak perubahan pada genre tersebut. Bagian dalam museum sejarah musik gospel telah berkembang menjadi pusat rekreasi dan pembelajaran bagi para pecinta musik Indonesia, karena masih kurangnya museum musik yang tersebar di seluruh negeri. Penggunaan musik gospel dalam ibadah diyakini dapat membangun saluran komunikasi atau jembatan antara Tuhan dan manusia.  

Perancancangan Interior Museum Sejarah Musik Gospel dimaksudkan sebagai tujuan rekreasi bagi semua orang, tidak hanya penggemar musik gospel. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan alur sirkulasi pengunjung, memaksimalkan penggunaan akustik untuk kenyamanan pendengaran, dan menciptakan pusat informasi edukasi dengan pengetahuan sejarah dan benda-benda koleksi museum, perancangan ini sangat mengutamakan experience pada interiornya.

Desain museum ini dibuat dengan melakukan survei, penelitian, dan analisis online maupun onsite. Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya, desain dapat diimplementasikan sedemikian rupa sehingga memaksimalkan kegunaan dan keindahan. Analisis yang dilakukan didukung dengan konsep yang sesuai dengan musik gospel sehingga terciptalah tema Titian Jeda Nada, dimana museum ini dijadikan sebagai jembatan antara Tuhan dan manusia melalui nada-nada dalam musik gospel.