Riwayat Istana Merdeka dari Masa Ke Masa
Teks: Christianto Roesli
Gambar 1. Istana Gubernur Jendral Hindia Belanda sekitar tahun 1900-1920 (sumber: https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Istana_Merdeka)
Masih terasa gaung perayaan 80 Tahun Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di bulan Agustus ini. Selaras dengan itu, mari kita coba menyusuri Sejarah Istana Merdeka yang sekarang Menjadi Lambang Pemerintahan Republik Indonesia.
Istana Merdeka awalnya adalah tempat tinggal bagi gubernur jenderal Hindia Belanda pada masa kolonial. Kala itu, Istana Merdeka disebut sebagai Paleis Koningsplein. Pada saat itu istana Negara (Istana Rijswijk) yang dibangun lebih awal pada tahun 1796 dinilai sudah terlalu sesak untuk kegiatan administratif kenegaraan sehingga Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada saat itu, Pieter Mijer memerintahkan untuk membangun sebuah bangunan baru sebagai pengganti Istana Risjwijk pada tahun 1869.
Pembangunan baru terlaksana 4 tahun kemudian ketika masa pemerintahan Gubernur Jenderal James Loudon pada tahun 1873. Dibangun di sebelah selatan Istana Risjwijk, menghadap ke arah Koningsplein (sekarang Jalan Medan Merdeka). Diresmikan tahun 1879 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal , Johan Wilhelm van Lansberge setelah menelan biaya 360.000 Gulden. Perencanaan dan pembangunan istana melibatkan peran seorang arsitek yang bernama Drossares (Jacobus Bartholomeus Drossaers).
Gambar 2. Istana Koningsplein sekitar 1880-1900 (sumber: https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Istana_Merdeka)
Istana ini lalu dinamakan Paleis te Koningsplein (Istana Koningsplein). Masyarakat pada saat itu sering menyebutnya sebagai Istana Gambir karena banyaknya pohon gambir tumbuh di sekitar Lapangan Koningsplein . Konsep Arsitektur Istana Merdeka ini mengikuti konsep rumah panggung sebagai bentuk antisipasi kemungkinan banjir atau pasang surut air. Gaya Arsitektur yang diangkat yaitu Palladian, merupakan kebangkitan dari gaya arsitektur klasik, gaya yang dianggap sebagai puncak seni bangunan paling tinggi yang dikembangkan di Yunani pada abad 5 sebelum masehi. Fasad dihiasi oleh kolom-kolom pilar bergaya Yunani sebagai ciri khas arsitektur Palladian.
Gambar 3. Fasade Istana Merdeka (https://www.nowjakarta.co.id/)
Pada awal pemerintahan Republik Indonesia, Istana ini menjadi saksi penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat oleh Pemerintah Belanda pada 27 Desember 1949. Republik Indonesia Serikat diwakili oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan Kerajaan Belanda diwakili oleh A.H.J. Lovink, Wakil Tinggi Mahkota di Indonesia. Peristiwa ini dilakukan pada waktu bersamaan — di Amsterdam: pada pukul 10.00 waktu setempat, dan di Jakarta dan Yogyakarta pada pukul 16.00 WIB. Tanggal 28 Desember 1949, Soekarno dan keluarganya tiba di Jakarta mendiami Istana Merdeka untuk pertama kalinya. Sebelumnya, istana dihuni oleh Gubernur Jenderal Dr. Hubertus J. Van Mook hingga tahun 1948.
Pada masa pemerintahan Soekarno, sisi barat depan Istana Merdeka dipergunakan bagi kegiatan-kegiatan yang lebih resmi. Di sisi serambi depan dan ruang kerja presiden semua merupakan teras terbuka dengan mebel dari rotan. Sebagian ruangan digunakan menjadi ruang tunggu duta besar sebelum menyerahkan surat kepercayaan kepada presiden.
Gambar 4. Ruang Jepara (sumber: https://www.presidenri.go.id)
Sementara itu, sebagian lagi digunakan menjadi ruang tamu presiden yang dikenal sebagai ruang Jepara karena pada masa pemerintahan Soeharto diisi dengan meja-kursi kayu dan ragam interior dari ukiran Jepara. Ruangan ini berfungsi sebagai ruang tamu Presiden. Penamaan ruangan itu menjadi Ruang Jepara karena terdapat ragam hias ukiran Jepara secara masif. Dari mebel terbuat dari kayu jati ukiran Jepara. Dindingnya dilapis relief kayu berukuran besar. Salah satunya menggambarkan kisah Ramayana. Beberapa pilar di ruang itu juga dibungkus dengan kayu ukiran Jepara. Dua pasang kolom masif bergaya Ionia, tampilan klasih khas Yunani. Di Ruang Kredensial dan Ruang Jepara, juga terdapat ukiran Jepara. Penempatan ragam ukir Jepara di ruang tamu Presiden itu sudah ada sejak era Presiden Soeharto, berkat kegemaran Ibu Negara Tien Soeharto terhadap ukir-ukiran Jepara.
Ruang Jepara Era Presiden Prabowo (sumber: https://www.presidenri.go.id)
Comments :