Parade Interpretasi New Normal Living dalam The Colors of Indonesia
Kontributor: Angela Merichi, Amanda Refianti, Debby Delicia Alvita, Hasna Fadhilah, Fikriyah Rona Nafia
Pada bulan September lalu, ‘The Colors of Indonesia’ (TCOI) kembali menyelenggarakan interior desain exhibition yang digelar di Senayan City pada tanggal 20-30 September. Dirancang oleh 12 Interior Desainer: Agam Riadi, Anita Boentarman, Ary Juwono, Eko Priharseno, Joke Roos, Prasetio Budhi, Reza Wahyudi, Roland Adam, Sammy Hendramianto, Shirley Gouw, Vivianne Faye, dan Yuni Jie. Diadopsi dari keadaan pandemi dimana masyarakat menghadapi berbagai perubahan dan harus beradaptasi dengan keadaan serta aturan “new normal” mempengaruhi bagaimana gaya hidup dan cara hidup mereka. Hal tersebut mendorong keduabelas desainer untuk menghadirkan sebuah karya desain dengan konsep “the new normal living” yang bertemakan neo-classic dan modern. Berikut beberapa sudut pandang menarik, interpretasi konsep New Normal dalam koleksi anyar khas The Colors of Indonesia.
Zeitgeist Master Bedroom (Eko Priharseno)
Gaya hidup pascapandemi menginspirasi desainer Eko Priharseno membawa konsep “Zeitgeist” dengan kamar tidur multifungsi menggunakan modular furnishing. Konsep kamar tidur ini menggunakan warna-warna yang natural dan dekorasi yang sederhana untuk memberikan rasa nyaman. Dengan menggunakan gaya Bauhaus, Eko memilih elemen-elemen modern dan vintage untuk menyesuaikan periode tersebut. Elemen yang menarik dari ruangan ini adalah pada bagian up ceiling pada ruang kamar tidur yang terbuat dari kombinasi benang dan banana paper dan merupakan buatan tangan dari Greenman’s Banana Paper. Elemen menarik lainnya adalah custom rug yang berada di ruang kamar tidur, custom rug ini merupakan bentuk dari lukisan abstrak yang dilukis oleh Eko sendiri pada tahun 2019 yang berjudul “Parallel, hasil kolaborasinya dengan Moire.
Sudut- sudut Zeitgeist Master Bedroom
Opulent Foyer and Powder Room (Shirley Gouw) dan Vendome Living Room (Vivianne Faye)
Foyer dan Powder room karya Shirley Gouw ini merupakan area bergaya Neo Classic yang membawakan kemewahan French Classic Desain Dominasi warna keemas an dan aksen hitam, dipadu dengan furnitur bergaya klasik, tirai, serta lantainya yang terlihat mewah dan elegan. Pada Powder Room, nuansa ruangan di dominasi oleh warna coklat keemasan dengan adanya tambahan aksen kemerahan pada tirai serta penggunaan material marmer pada dinding menjadikan ruangan tampak mewah sekaligus anggun. Diperkaya dengan kehadiran chandelier yang elegan sehingga menjadi unsur pendukung dari penerapan tema French Classic yang dibawakan oleh sang desainer.
French Classic Design dan Vendome Living Room
Di sudut lain, kepiawaian Viviane Faye memadukan elemen bergaya klasik terlihat pada Vendome Living Room. Sudut ini merupakan area bergaya Neo Classic yang membawakan gaya klasik Prancis yang identik dengan ornamen pada pilar-pilar ruangannya. Ambience ruangan yang ditampilkan didominasi oleh warna yang netral serta tambahan warna abu-abu gelap dan merah menjadikan ruangan tampak seperti paris klasik yang romantis. Selain itu hal menarik dari karya Vivianne Faye ini juga terlihat pada penampilan desain yang memasukkan beberapa quotes pada bagian ceiling. Desain mini bar, credenza, meja konsol serta cabinet didesain sendiri oleh Vivianne Faye yang bekerja sama dengan Saniharto. Sementara itu untuk koleksi furniture dan dekorasi lainnya seperti lighting, cermin, aksesoris dan karpet merupakan kolaborasi dengan Moie.
Tranquil reading room (Joke Roos)
Sebagai desainer dengan jam terbang yang terbilang tinggi, Joke Roos tidak pernah condrong ke satu gaya desan tertentu. Dengan tema pasca pandemic, Joke merencanakan perpustakaan rumah tempat orang tua dapat bekerja dirumah sambil mengawasi pembelajaran online anak-anak mereka. Ruangan ini merupakan bagian dari desain hunian moderen dengan alam sebagai inspirasi utamanya. Kunci dari desain ruangan ini adalah menemukan yin dan yang; fungsional untuk orang dewasa, namun menyenangkan bagi anak-anak untuk belajar, oleh karena itu saya memilih taman amphiteather sebagai tema dengan Stonehenge sebagai inspirasi. Pada ruangan ini Joke Roos banyak menggunakan warna abu dan warna coklat yang dimana dia mengambil warna tersebut dari warna yang ada di alam seperti kayu dan batu. Perpustakaan paska pandemi ini memiliki jendela kaca yang besar dia kedua sisi untuk membuat ruangan di penuhi oleh cahaya alami, dan daripada meletakan televisi, ruangan ini dilengkapi dengan sound system untuk memiliki ruangan yang lebih tenang dan memiliki ambiance untuk fokus membaca.
Tranquil reading room
The Buzz Pantry (Reza Wahyudi)
Reza Wahyudi, salah satu desainer yang membuat pantry untuk hunian keluarga modern. Dilihat dari kebiasaan sehari-hari anggota keluarga moderen yang tidak memiliki banyak waktu luang untuk saling bertemu, mereka jadi biasa bertemu pada pagi hari sebelum memulai kesibukannya masing-masing. Reza menciptakan area pantry multifungsi untuk membantu memfasilitasi sebuah tempat untuk keluarga berkumpul agar interaksi dapat terjalin dalam keluarga moderen. Pagi sebelum berangkat kerja atau pun berangkat sekolah sarapan merupakan kegiatan yang sangat penting sekali untuk di lakukan maka dari itu kita memerlukan ruang makan yang nyaman. Area ini di rancang dengan nuansa semi-outdor untuk membawa banyak cahaya alami. Elemen-elemen yang digunakan dalam desain ruangan ini sangat unik dan menarik. Seperti wall art yang digunakan pada dinding dan ceiling yang dibuat oleh Walline.
The Buzz Pantry
Opera Suite (Roland Adam) dan Simplicity of White (Yunie Jie)
Roland Adam memiliki pengalaman dalam dunia retail yang membawanya untuk menjelajahi dunia industri desain interior. Menurutnya, mendesain sebuah ruangan bukan hanya soal fungsi dan nilai estetika, tapi juga harus bercerita. Pada pameran ini Roland Adam mengadopsi istana bergaya Perancis.” Opera Master Bedroom”, gaya classic yang legendaris diinterpretasikan ulang ke dalam fitur desain yang berasa yang berbeda di dalam ruangan. Munculnya pilar-pilar Renaissance yang ditata menyerupai kolom-kolom bergaya kolosal dengan tirai yang mengalir untuk memisahkan antara kamar tidur dan kamar mandi. Tampilan orkestra dari pilar Renaissance Perancis menyerupai kolom gaya kolosal dengan tirai yang mengalir berfungsi sebagai pemisah antara kamar tidur dan kamar mandi.
Simplicity of White dan Opera Suite
Lain lagi dengan Yuni Jie yang mengusung Japandi adalah tema utama dari desain foyer dan lounge dihiasi dengan warna putih dan netral. Menurutnya, putih adalah warna yang murni, bersih, dan puitis. Dalam ruangan ini Yuni memperkaya dengan sentuhan elemen tradisional Indonesia dengan memilih koleksi karpet kolaborasi barunya dengan motif khas Kalimantan.
Nomadic Dining Room (Ari Juwono) dan Chamber of Texture (Prasetio Budhi)
Ruangan yang mengangkat tema hutan dan kebun binatang yang kontemporer dan eksotis ini menjadi andalan Ary Juwono. Dengan menggabungkan elemen yang unik dan dramatis yang tidak umum tetapi masih dapat padu dengan konsep perencanaan proyek residensial.
Nomadic dining room dan Chamber of Texture
Di ruang ini terdapat standing mirror yang cukup besar pada pojok ruangan lalu terdapat dekorasi berupa kaca yang di gantung di atas meja makan. Untuk lampu disini menggunakan suspension lamp. Di salah satu sudut ruang terdapat sculpture berbentuk ostrich. Permainan pantulan bias cahaya yang bersentuhan langsung dengan permukaan kayu dan lembutnya wallcover memberikan suasana dining area menjadi cozy.
Sementara itu di ruang berbeda Prasetio Budhiata ruang kamar tidur yang dinamis dengan kamar mandi en-suite. Ia ingin mendesain kamar seperti guest house di villa, dimana tamu memiliki area private sendiri jauh dari rumah utama. Di ruangan ini terdapat banyak macam dekorasi yang unik. Terdapat decorative lighting pada beberapa titik ruangan. Akulturasi walk in closet dengan saniter melahirkan perpaduan yang segar. Sentuhan dari marmer memberikan ambience space tampak anggun dengan menambah open closet.